Pengalaman Ngewe Perawan Sampai Memek Becek
Cerita Sex Croot - Malam itu aku menginap di rumah Mbak Vivian, karena saking ngantuknya aku tertidur di atas sofa, Sekitar jam 4 pagi aku terbangun. Aku masih dalam keadaan telanjang bulat tapi tertutup selimut.
Mbak Vivian sudah tidak ada di sofa ah mungkin, dia pindah ke kamarnya dan tidur bareng anaknya. Aku berdiri dan mencari celanaku karena suasana gelap aku menghidupkan lampu. Saat lampu menyala ada suara seorang wanita menjerit.
Ternyata seorang perempuan masih remaja umurnya sekitar 15 tahun. Dia kaget mungkin karena melihatku telanjang bulat. Aku menutup mulutku dengan jariku, maksudnya menyuruhnya diam.
Kudekati dia, kujelaskan bahwa aku temannya Mbak Vivian, semalam aku menginap disini, diapun memahami dan memberitahuku bahwa dia spontan kaget karena belum pernah melihat pria dewasa telanjang.
Katanya dia adalah pembantunya Mbak Vivian, namanya Nani Apriani. Nani tidak sekolah semenjak lulus SMP, dia ikut Mbak Vivian baru sekitar 3 bulan.
Aku Tanya dia kenapa kaget melihat aku telanjang memangnya belum pernah punya pacar. Dia mengaku sudah punya pacar tapi belum pernah melihatnya telanjang.
Kutanya lagi, terus kalau pacaran ngapain, jawabnya jujur katanya pernah ciuman dan dirabaraba susunya oleh pacarnya, tapi belum pernah sampai telanjang bulat. Ah berarti masih perawan? Dia menganggukkan kepala dengan malumalu.
Baca Juga : Ngentod Dengan Istri Teman Saat Sedang Sepi
Kuperhatikan matanya sedikit melirik ke arah kontolku tapi masih malumalu. Aku purapura tidak tahu dan cuek saja serta sengaja tidak segera mengenakan celanaku.
Aku masih telanjang bulat dan memintanya untuk mengambilkan celanaku. Aku duduk di ruang makan yang hanya berbatas sebuah bifet dari ruang tamu.
Dia membawakan pakaianku dan perlahan aku ambil celana dalamku aku sengaja memakainya di depan Nani. Dia melewatiku menuju ke dapur sambil melirik ke arah kontolku lagi.
Dia tidak melihat di depannya ada baju dan celanaku, dia tersandung gesperku dan tertanting ingin jatuh, aku langsung menangkap tangannya, dan menarik tubuhnya hingga aku sendiri hampir saja ikut jatuh.
Dengan kondisi itu tak sengaja kami sedikit berpelukan, wajahnya dan wajahku dekat sekali, aku ingin menciumnya tapi masih takut.
Kulepaskan pelan tubuhnya dia menyempurnakan berdirinya aku juga, tapi tak sengaja tangannya menyentuh kontolku, dia minta maaf.
Aku tersenyum dan malah menyuruhnya menyentuh lagi, dia tersipu malu, aku mengambil tangannya dan kuarahkan ke kontolku, ayolah Nani, ga papa, ga usah malu, katanya kamu belum pernah lihat kontol kan?
Sekarang kamu boleh pegang sepuasnya, dia malu dan menutup matanya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dengan malu memegang kontolku.
Akupun merasa nikmat disentuh oleh tangan seorang ABG, kuarahkan tangannya maju mundur mengurut kontolku, kuajari dia cara mengocok kontolku.
Dia kemudian terus menguruturut kontolku perlahan tapi malu untuk melihatnya, tapi biarlah yang penting aku merasakan nikmatnya diurut sama tangan yang masih halus, meski pembantu tapi dia lumayan cantik.
Mungkin kalau dia anak orang kaya dan terawat rajin ke salon, wajahnya tak kalah cantik dibanding asmirandah. Kulitnya kuning langsat, bersih, dadanya besar untuk ukuran anak remaja, pantatnya juga seksi dan montok.
Kulihat dia sepertinya menikmati untuk terus menguruturut penisku, sekarang dia mulai tidak malu melihat kontolku, tangan kiri yang tadinya buat menutup matanya, kini kutarik ke leherku.
Kamipun semakin berdekatan, kutarik pinggulnya kudekatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya menyentuh dadaku, jantungnya berdebar, dia sepertinya agak takut.
Kubisikkan ke telinganya, ke kamarmu yuk, ga enak kalau disini entar Mbak Vivian bangun, entar aku ajarin yang lebih enak. Tanpa banyak protes, dia berjalan menuju kamarnya aku mengikutinya dari belakang.
Kuperhatikan bokongnya yang begitu sintal, pahanya yang begitu mulus nampak terlihat karena dia mengenakan baju tidur terusan dan panjang roknya di atas lutut.
Warnanya juga transaparan dan tipis sehingga tali BHnya dan juga celana dalamnya samarsamar terlihat.
Sesampai di kamarnya kututup pintu dan aku kunci dari dalam. Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu kutarik tubuhnya dan kembali kuambil tangannya untuk terus mengocokngocok kontolku.
Kini tubuhnya bersandar di tubuhku, sambil terus mengocok kontolku, tapi gerakan mengocoknya masih sangat pelan dan lembut, mungkin karena baru pertama tapi aku malah menikmatinya.
Tolong diemut dong kontolku, dia menggelengkan kepala, kupegang kepalanya dan kududukkan di depanku, kuarahkan kontolku ke mulutnya, kutekan pipinya agar mulutnya terbuka dan perlahan kumasukkan kontolku ke dalam mulutnya.
Dia masih terlihat risih dan malu, tapi beberapa saat kontolku sempat masuk juga dalam mulutnya meski sebentar.
Aku gak mau memaksa karena ini pengalaman pertama baginya. Kutarik tubuhnya dan kupeluk erat, kemudian perlahan kucium bibirnya, dia cantik juga meski pembantu aku tidak risih mencium bibirnya.
Menurutku Nani cantik juga dan aku beruntung seandainya Nani mau aku entot, soalnya dia masih perawan.
Kupeluk tubuhnya erat, dan kuciumi bibirnya sementara tanganku mulai aktif menggerayang ke pantatnya, dari belakang kuangkat dasternya, sehingga aku menemukan lipatan celana dalamnya.
Kuselipkan tanganku dan kuremasremas pantatnya, tangannya menahan tanganku, tapi aku cuek saja sambil terus meremasremas pantatnya.
Perlahan kuturunkan celana dalamnya sambil terus kuremas dan kutarik pantatnya ke depan, sehingga kontolku sekarang bersentuhan dengan memeknya, tangannya berhenti mengocok kontolku kemudian memegang pinggulku.
Kutarik tangannya ke atas leherku agar tidak mengganggu kontolku yang sedang menyentuhnya memeknya yang mulai terasa hangat.
Kuangkat tubuhnya dengan sedikit kugendong, sehingga kontolku tepat berada di depan lubang memeknya. Kugesekgesekkan kontolku ke memeknya.
Kudorong dia hingga sebelah tempat tidur, dan kurebahkan dia di atas kasur sekalian aku menindihnya.
Kugesek semakin cepat kontolku, dia terpejam, kunaikkan dasternya ke atas hingga terbuka kedua belah dadanya, kulepas BHnya, dan kukulum putingnya, Nani diam dan terus memejamkan matanya.
Aku tak menyianyiakan kesempatan itu, takut terlalu lama pemanasan malah nanti Nani sadar dan berhenti melayani nafsu bejatku, aku langsung membuka pahanya lebar.
Kulihat vaginanya yang mungil terlihat hanya seperti daging dengan garis tipis di bagian tengah. Tidak ada rambut sama sekali, itilnya juga belum nampak keluar, kuarahkan kontolku ke memeknya.
Kugesek dengan bantuan tanganku sambil mencari lubang senggamanya, setelah ketemu kudorong kontolku masuk ke dalam, tapi susah kutarik lagi dan kudorong pelan lagi, kini kepala kontolku sudah mulai masuk ke memek Nani.
Kukeluarkan pelan dan coba kudorong lebih ke dalam lagi, Nani memelukku erat dan minta kepadaku untuk pelanpelan, sakit katanya.
Kukeluarkan lagi perlahan dan coba kumasukkan lagi, tapi memang memeknya kecil dan sempit, tapi kontolku sudah merasakan sedikit kehangatan.
Kugoyangkan pantat naik kemudian turun sehingga kontolku sudah agak lebih ke dalam lagi, sepertinya kontolku menyentuh sesuatu, mungkin ini selaput dara, aku semakin hatihati menggoyangkan pantatku, kasihan kalau Nani kesakitan, kemudian aku mengeluarkan kontolku.
Aku ambil bantal di samping Nani kuletakkan di bawah pantat Nani, dengan posisi seperti ini perut dan memek Nani terangkat naik.
Ini embantuku memasukkan penisku jauh lebih dalam di dinding memek Nani, kembali kuarahkan batang penisku ke memek Nani. Kumasukkan setengah dan menyentuh lagi selaput dara yang tadi belum berhasil kutembus.
Kudorong lebih dalam dengan hatihati, tubuh Nani menegang kedua tangannya menggenggam erat ujung bantal, matanya terpejam seperti menahan sakit. Kulihat Nani mengeluarkan air mata.
Mungkin karena tadi merasakan sakit, tapi sekarang dia mulai ikut sedikit menggoyangkan pantatnya, oh dia sudah menikmati permainanku.
Ternyata memek perawan ini membuat benteng pertahananku tidak terbendung, hanya beberapa menit berada di dalam memek Nani spermaku sudah mau keluar.
Secepatnya kutarik kontolku dan kugesekgesekkan di paha Nani yang mulus, kugesekgesek terus dan ohhhh spermaku muncrat juga.
Croootttt.. ohhhhh nikmat sekali, aku puas sekali malam ini, aku telah berhasil merenggut keperawanan Nani, memek nya nikmat sekali, ahhhh terima kasih Nani. aku kembali mengenakan pakaianku.
Kulihat Nani masih terdiam terkapar lemas tak berdaya. Perlahan aku keluar dari kamar, dan melanjutkan tidur lagi di atas sofa, takut mbak Vivian besok pagi terbangun, kalau aku masih di kamar Nani.
0 comments:
Post a Comment